Tantrum merupakan perilaku yang sering terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 2-4 tahun. Tantrum dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa frustrasi, kelelahan, lapar, atau kesulitan dalam berkomunikasi. Tantrum pada anak di sebabkan oleh beberapa hal, Simak penyebab dan cara mengatasinya dalam artikel berikut.
Penyebab Tantrum pada Anak
Frustrasi
Anak-anak dapat merasa frustrasi ketika mereka merasa tidak mampu melakukan hal yang mereka inginkan atau ketika mereka merasa tidak dipahami. Hal ini dapat menyebabkan rasa frustasi yang berujung pada tantrum.
Kelelahan
Anak-anak yang kelelahan cenderung lebih mudah merasa sensitif dan mudah marah. Hal ini dapat memicu terjadinya tantrum pada anak.
Lapar
Anak-anak yang merasa lapar dapat lebih mudah marah dan rentan terhadap tantrum. Pastikan anak Anda telah makan dan minum dengan cukup sebelum melakukan aktivitas yang memerlukan energi.
Kesulitan dalam Berkomunikasi
Anak-anak yang belum sepenuhnya mampu berkomunikasi dengan baik cenderung lebih mudah merasa frustrasi dan kesulitan dalam mengungkapkan keinginan mereka. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya tantrum pada anak.
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Tantrum pada anak dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada orang tua. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi tantrum pada anak dengan efektif:
Beri Perhatian
Saat anak mengalami tantrum, berikan perhatian pada anak dan dengarkan apa yang ingin dikatakannya. Jangan menolak atau mengabaikan anak saat dia mengalami tantrum. Hal ini dapat membuat anak merasa tidak dipahami dan menambah rasa frustrasi pada anak.
Tenangkan Anak
Berbicaralah dengan lembut pada anak dan coba untuk menenangkan dirinya. Anda juga bisa mencoba memeluk atau memelintir anak Anda, jika itu membuatnya merasa lebih tenang.
Ciptakan Lingkungan yang Tenang
Ciptakan lingkungan yang tenang dan kondusif bagi anak. Hindari kebisingan atau situasi yang dapat memicu terjadinya tantrum pada anak.
Terapkan Konsekuensi yang Jelas
Setiap anak harus memiliki batasan dan konsekuensi jelas. Anak perlu memahami bahwa perilaku tantrum tidak dapat diterima dan akan berdampak pada konsekuensi yang jelas dan konsisten.
Dalam mengatasi tantrum pada anak, kesabaran dan konsistensi adalah kunci utama. Jangan menyerah atau putus asa jika tantrum anak masih terjadi. Teruslah memberikan perhatian dan mencoba berbicara dengan anak dengan lembut. Seiring dengan bertambahnya usia anak, tantrum biasanya akan berkurang secara bertahap dan anak akan belajar mengatasi emosi mereka dengan lebih baik.
Namun, jika tantrum pada anak terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli psikologi anak untuk mendapatkan bantuan dan saran yang tepat.